[BeraniCerita #32] Bu Layla
Oktober 19, 2013
"Kapan terakhir kali mengajak Nina si bungsu main ke taman? Kapan terakhir kali Mama memasak buat orang rumah? Kapan terakhir kali Mama pergi jalan-jalan bersama kami?"
Bu Layla diam saja mendengar Ryan mencerca semua yang sudah tidak pernah dilakukan lagi olehnya. Untuk mengalihkan perhatian, Bu Layla pura-pura berbicara dengan Sofi di depan televisi sambil tidur-tiduran.
Bukan hanya Ryan yang merasakan perubahan itu. Pak Nahar, suami Bu Layla juga merasakan hal yang sama. Akhir-akhir ini Bu Layla lebih sering bermalas-malasan. Memang benar ada Sofi, pembantu keluarga mereka. Dulu Bu Layla masih suka menyibukkan diri membantu Sofi di dapur. Kadang juga menyempatkan diri menemani Nina bermain di taman. Namun sekarang tidak lagi.
Sore hari ketika Pak Nahar pulang dari kantor pun, Bu Layla malah asyik menonton televisi. Jangankan menyambut atau memberikan sedikit kemesraan layaknya istri pada suaminya yang lelah setelah bekerja seharian, menyapanya pun Bu Layla enggan. Semuanya berubah.
Aku bukanlah siapa-siapa di keluarga Pak Nahar. Aku hanyalah seorang tukang kebun. Aku juga bisa membandingkan Bu Layla yang dulu dengan Bu Layla yang sekarang, karena aku telah puluhan tahun membantu di keluarga ini.
Sebenarnya aku senang Bu Layla seperti sekarang. Itu berarti ramuanku berhasil. Dan sebentar lagi Bu Layla akan jadi milikku.
Jumlah: 200 kata.
Bu Layla diam saja mendengar Ryan mencerca semua yang sudah tidak pernah dilakukan lagi olehnya. Untuk mengalihkan perhatian, Bu Layla pura-pura berbicara dengan Sofi di depan televisi sambil tidur-tiduran.
Bukan hanya Ryan yang merasakan perubahan itu. Pak Nahar, suami Bu Layla juga merasakan hal yang sama. Akhir-akhir ini Bu Layla lebih sering bermalas-malasan. Memang benar ada Sofi, pembantu keluarga mereka. Dulu Bu Layla masih suka menyibukkan diri membantu Sofi di dapur. Kadang juga menyempatkan diri menemani Nina bermain di taman. Namun sekarang tidak lagi.
Sore hari ketika Pak Nahar pulang dari kantor pun, Bu Layla malah asyik menonton televisi. Jangankan menyambut atau memberikan sedikit kemesraan layaknya istri pada suaminya yang lelah setelah bekerja seharian, menyapanya pun Bu Layla enggan. Semuanya berubah.
Aku bukanlah siapa-siapa di keluarga Pak Nahar. Aku hanyalah seorang tukang kebun. Aku juga bisa membandingkan Bu Layla yang dulu dengan Bu Layla yang sekarang, karena aku telah puluhan tahun membantu di keluarga ini.
Sebenarnya aku senang Bu Layla seperti sekarang. Itu berarti ramuanku berhasil. Dan sebentar lagi Bu Layla akan jadi milikku.
Jumlah: 200 kata.
24 komentar
dor .. dor .. dor , ternyata pagar maem tanaman ... #tabok
BalasHapusDor dor tuh tembak, Kang! #bukantabok. :-P
Hapustukang kebune sembrono....
BalasHapusJane anakke arane Masaan karo Shobahan.. kan wis ono Nahar karo Layla.. haha
Tukang kebune jenenge sopo jal? Hehe..
HapusTumben cuma 200 kata
BalasHapusKan kemaren abis 100 kata? Hehe
HapusKenapa sih tukang kebon pingin memiliki bu Layla?
BalasHapusAda dech ... :-P
Hapushoalah....tukang kebonnya kurang ajyar iki :(
BalasHapusKalo gitu, kita hajar aja yuk! :-)
HapusBentang Belia biasanya ngadain event bikin CERMIN kayak gini tiap sabtu, ikut sana!
BalasHapusBentang Belia? Baru tau gue, Kur! Entar gue cek, deh ... :-)
HapusDikasih ramuan apa tuh ama tukang kebunnya..
BalasHapus*gaya berceritanya rada beda nih skrg..^^
Ramuan khusus wanita berkeluarga! Hehe..
HapusBeda gimana, ea Herma? ;-)
Whahha,kalo ramuan buat wanita yg blm brkeluarga beda y?:).salam kenal ya
HapusBeda dong! Yang pasti ramuannya lebih maknyus. Hehe, lam kenal juga ... ^_^
Hapuswuohhhh minta di tabokkk ini mestiii
BalasHapusGak.. Gak.. Digantung aja boleh? Hehe..
HapusAkur sama pembantu ya bu layla ^^
BalasHapusAkur, dong! Ama tukang kebunnya juga eaa.. ;-)
Hapuswah... ramuannya bekerja.... perlahan tapi pasti :D
BalasHapusYups! Slow but sure! Hehe ...
HapusBu Layla cakep ya?
BalasHapusCakep bangeeeettt! ^_^
Hapus